Pengertian Alfalfa
Alfalfa, tanaman asal negara subtropik yaitu Asia tengah ini dapat ditanamkan di wilayah mana saja di Indonesia. Tapi untuk memperoleh hasil panen yang baik untuk usaha komersial seharusnya ditanamkan di wilayah dengan ketinggian minimum 600 m dpl dan range temperatur 20-30 °C dan pH 5-7.
Menurut Nugroho Widiasmadi, pemberbudidaya Alfalfa asal Semarang, Jawa tengah, yang paling penting ialah tanaman ini harus ditanamkan pada tempat yang gembur, berpasir atau berhumus. Tidak boleh ditanamkan di tanah liat atau lempung apa lagi gampang tergenangi air karena perakarannya harus tembus benar-benar dalam. Untuk tanaman dewasa (usia 15 tahun) dapat capai 10 mtr.. Bila ditanamkan pada tempat yang gampang tergenangi maka mengakibatkan kebusukan.
Penyiapan Tempat dan Lahan
Bila pH lahannya telah sesuai persyaratan di atas tak perlu memakai kapur dolomit. Tempat dibikin guludan dengan tinggi 30 dan lebar 1 mtr.. Buat jarak tanam berbentuk barisan dalam jarak 20 cm antara barisan. Olah tempat sedalam 40 cm dengan traktor. Selanjutnya lumatkan dan gemburkan tanah dengan cangkul, lalu semprot dengan pestisida organik dan diamkan sepanjang sehari. Teruskan dengan penaburan Bokashi (pupuk kandang yang difermentasi) jumlah 1 ton/ha dan tutup dengan tanah. Dari ketinggian guludan 30 cm dibikin 2/3 sisi bawahnya berbentuk susunan pupuk, sedang 1/3 susunan atasnya berbentuk tanah. Diamkan sepanjang 1 minggu, baru tempat siap ditanam benih.
Penyemaian dan Penanaman
Tentukan benih Alfalfa warna putih. Satu hektar tempat dapat ditabur benih sekitar 20 kg. Penyemaian dapat dilaksanakan langsung di tempat penanaman, hingga tidak dibutuhkan tempat penyemaian khusus. Karena bila dipindah akan menghancurkan akar dan memengaruhi perkembangan tanaman. Triknya benih cukup ditabur sejauh jalur barisan yang dibikin awalnya. Jarak penanaman pada sebuah barisan dapat sangat dekat, yaitu cuman 1-2 cm antara butir benih, selanjutnya siram. Bila ini dilaksanakan sore hari, esok paginya telah berkecambah. Disamping itu beri pupuk cair dengan jumlah 1 tutup botol yang dicampurkan ke 1 ltr air tiap minggu.
Perawatan. Kerjakan penyiraman seperlunya satu hari sekali. Bila banyak gulma, kerjakan penyiangan memakai arit. Daya tumbuh benih jadi tanaman capai 90%. Tanaman ini tidak rawan penyakit, bahkan juga hama juga malas mengkonsumsinya, karena dalam tanaman ini memiliki kandungan zat tertentu yang tidak dicintai hama serangga. Hama yang serang biasanya cuman berbentuk ulat daun. Itu juga menurut Nugroho benar-benar tidak mengusik secara berarti. Kerjakan pemupukan pada tanah kembali sesudah tanaman berusia dua tahun sekitar ½ jumlah dari pemupukan awalnya.
Pemanenan
Yang diambil dari tanaman ini ialah tangkai dan daunnya, hingga proses panen dengan dipotong sampai dekati pangkal tangkai paling bawah. Nanti tanaman Alfalfa akan keluarkan tunas baru. Panen pertama dapat dilaksanakan sesudah tanaman berusia 51 hari. Panen ke-2 sesudah usia 35 hari dan panen ke-3 sampai selanjutnya sesudah usia 21 hari.
Panen dapat memakai mesin choper untuk mengirit waktu. Seterusnya tanaman yang sudah dipanen dikering anginkan, baru dimasukkan pada mesin siklo dryer yang disebut alat pengeringan mekanisme udara panas sampai kandungan air sekitaran 10% apabila diremas tidak gampang remuk, tetapi benar-benar gampang diputus. Alfalfa yang sudah kering dapat dibungkus berbentuk serbuk teh atau ditepungkan untuk material dasar peletm dan lain-lain. Hasil panen bisa juga dipasarkan berbentuk fresh sesudah panen sebagai pakan sapi, kambing, domba dan kelinci.
cara menanam alfalfa, cara menanam rumput alfalfa, cara budidaya daun alfalfa, cara tanam rumput alfalfa, budidaya alfalfa, alfalfa pakan ternak