
PROFIL TNI AU
TNI AU Lahir dengan dibentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR) pada tanggal 22 agustus 1945, guna memperkuat Armada Udara yang saat itu berkekurangan pesawat terbang dan fasilitas-fasilitas lainnya. Pada tanggal 5 Oktober 1945 berubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) jawatan penerbangan di bawah Komodor Udara Soerjadi Soerjadarma.
Pada tanggal 23 Januari 1946 TKR ditingkatkan lagi menjadi TRI, sebagai kelanjutan dari perkembangan tunas Angkatan Udara. Pada tanggal 9 April 1946, TRI jawatan penerbangan dihapuskan dan diganti menjadi Angkatan Udara Republik Indonesia, yang kini diperingati sebagai hari lahirnya TNI AU yang diresmikan bersamaan dengan beridirinya Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Pada 29 Juli 1947 tiga kadet penerbang TNI AU masing-masing Kadet Mulyono, Kadet Suharnoko Harbani dan Kadet Sutarjo Sigit dengan menggunakan dua pesawat Cureng dan satu Guntei berhasil melakukan pengeboman terhadap kubu-kubu pertahanan Belanda di tiga tempat, masing-masing di kota Semarang, Salatiga, dan Ambarawa.
Modal awal TNI AU adalah pesawat-pesawat hasil rampasan dari tantara jepang seperti jenis Cureng, Nishikoren, serta Hayabusha. Pesawat-pesawat inilah yang merupakan cikal bakal berdirinya TNI AU. Setelah keputusan Konferensi Meja Bundar tahun 1949, TNI AU menerima beberapa aset Angkatan Udara Belanda meliputi pesawat terbang, hangar, depo pemeliharaan, serta depot logistic lainnya. Beberapa jenis pesawat Belanda yang diambil alih antara lain C-47 Dakota, B-25 Mitchell, P-51 Mustang, AT-6 Harvard, PBY-5 Catalina, dan Lockheed L-12.
Tahun 1950, TNI AU mengirimkan 60 orang calon penerbang ke California Amerika Serikat, mengikuti pendidikan terbang pada Trans Ocean Airlines Oakland Airport (TALOA). Saat itu TNI AU mendapat pesawat tempur dari Uni Soviet dan Eropa Timur berupa MiG-17, MiG-19, MiG-21, pembom ringan Tupolev Tu-2, dan pemburu Lavockin La-11. Pesawat-pesawat ini mengambil peran dalam Operasi Trikora dan Dwikora.
TNI AU mengalami popularitas nasional tinggi di bawah pimpinan KASAU Kedua Marsekal Madya TNI Omar Dhani awal 1960-an. TNI AU memperbarui armadanya pada awal tahun 1980-an dengan kedatangan pesawat OV-10 Bronco, A-4 Sky Hawk, F-5 Fighter, F-16 Fighting Falcon, dan Hawk 100/200.
LAMBANG TNI AU
SWA BHUWANA PAKSA secara resmi dipakai sebagai Lambang TNI AU berdasarkan Keputusan Presiden No.137 tahun 1952 (masa pemerintahan Presiden Soekarno) pada peringatan Hari Angkatan Perang ketujuh, 5 Oktober 1952 di Jakarta.
Lambang TNI AU diwujudkan dalam burung Garuda yang sedang merentangkan kedua sayapnya dengan gagah perkasa dan mencengkeram lima buah anak panah di atas perisa yang berlukiskan peta Indonesia. Posisi kepalanya menoleh kea rah Timur (arah peta dalam perisai) menyandang pita horizontal yang bertuliskan motto “Swa Bhuwana Paksa”. Burung tersebut dilingkari oleh dua untai menggar atau bunga kelapa yang kedua pangkalnya bertemu di bawah perisai di mana pada kiri dan kanan perisai terdapat jilatan api atau lidah api.
ARTI DAN MAKNA
Lambang Swa Bhuwana Paksa memiliki 6 bagian, yaitu:
Burung Garuda
Burung garuda yang memiliki sifat gagah dan berani melambangkan TNI AU sebagai pengawal kedaulatan negara. Sayap yang sedang dikembangkan, memiliki makna bahwa TNI AU selalu siap terbang (beroperasi) kapan pun diperlukan. Jumlah bulu sayap adalah 17 helai dengan susunan 8, 5, dan 4 yang diartikan sebagai semangat Proklamasi Kemerdekaan RNI, 17 Agustus 1945. Kepala burung menegok /memandang arah matahari terbit (arah timur sesuai arah peta Indonesia dalam perisai), diartikan bahwa TNI AU selalu siap menyongsong kehidupan baru yuang dinamis, yang sarat dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Perisai
Perisai di dalamnya tergambar peta Indonesia, melambangkan bahwa TNI AU siap menjadi perisai Negara Kesatuan RI dari setiap ancaman.
Lima anak panah
Lima anak panah dicengkeram kaki burung Garuda, melambangkan bahwa TNI AU memegang teguh dasar negara Pancasila. Senjata Panah melambangkan bahwa TNI AU selalu siap siaga melaksanakan tugas.
Lidah api
Lidah api yang digambarkan empat di kiri dan lima di kanan perisai melambangkan semangat 45 yang selalu menyala di dada setiap Prajurit TNI AU.
Manggar
Dua rangkaian manggar (bunga) kelapa, masing-masing 17 untaian melambangkan kemakmuran rakyat Indonesia yang merdeka sejak tanggal 17 Agustus 1945.
Tulisan Swa Bhuwana Paksa
Tulisan Swa Bhuwana Paksa diartikan bahwa TNI AU adalah sayap tanah air, pembela, dan Pelindung Negara Kesatuan RI. Secara Keseluruhan Lambang TNI AU “Swa Bhuwana Paksa” memiliki makna yang sangat mendalam sebagai alat pembangkit semangat pagi setiap prajurit TNI AU untuk melakukan tugas terbaiknya disertai keikhlasan pengorbanan dalam membela, serta melindungi bangsa dan negara.
VISI
Terwuijudnya postur TNI AU yang professional, efektif, efisien, modern, dinamis, dan handal dalam rangka menegakkan serta mempertahankan kedaulatan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
MISI
- Mewujudkan kemampuan dan kekuatan sistem, personel, material alutsista, dan fasilitas untuk memenuhi postur TNI AU yang berkualitas agar siap untuk melaksanakan tugas dan fungsi.
- Meningkatkan kemampuan penyelenggaraan fungsi-fungsi intelijen dan pengamanan dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi TNI AU.
- Melaksanakan kegiatan bantuan kemanusiaan dan bakti sosial dalam rangka membantu otoritas sipil untuk menciptakan suasanan yang kondusif bagi terwujudnya keamanan dalam negeri dan pengingkatan kesejahteraan masyarakat.
- Meningkatkan kerja sama militer dengan negara-negara sahabat dalam rangka menciptakan kondisi keamanan nasional, regional, dan internasional serta untuk meningkatkan hubungan antarnegara.
- Melaksanakan penelitian dan pengembangan terhadap strategi dan sistem pertahanan, sumber daya manusia, serta kemampuan dan pendayagunaan industry strategis nasional untuk kepentingan pertahanan matra udara.
- Meningkatkan pemberdayaan fungsi perencanaan, pengendalian, dan pengawasan dilingkungan TNI AU melalui penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
STRUKTUR ORGANISASI AU
![]() |
sumber gambar https://tni-au.mil.id/profil/organisasi/ |